PROYEK PABRIK KNI DIPROTES WARGA

Ada Wacana Tutup Jalan dan Tak di Akomodasi Masyarakat BONTANG Proyek pembangunan pabrik ammonium nitrat di kawasan in­dustri PT Kaltim Industrial Estate (KIE) Bontang menuai protes warga sekitar yakni masyarakat Loktuan dan Guntung 2 kelurahan di sekitar lokasi proyek.

Ada 2 alasan yang disorot warga,Proyek tersebut tak mengakomodasi warga sekitar dalam rekrutmen tenaga kerja dan ada rumor jika pabrik beroperasi akan ada penutupan jalan penghubung Loktuan dan Guntung di kawasan Pos 7 padahal warga sudah menggunakannya selama berpuluh tahun dan termasuk wilayah adat dari warga kutai yang telah berdiam di guntung
Warga malah sudah siap-siap demo
Mereka pikir sudah tak dapat nilai tam­bah justru jalan mereka mau ditutup kata Kartolo pria yang 6 tahun ini menjadi ketua LPM di Loktuan.
Bersama sejumlah warga Loktuan, ke­marin mereka datang ke PHM (Pusat Hubungan Masyarakat) LSM di Bontang yang getol berunjukrasa untuk minta dijembatani.
Proyek pembangunan ammonium ni­trat di KIE kini dikerjakan PT.Rekayasa Industri. Kelak pabrik dioperasikan PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) dan menjadi produsen ammonium nitrat terbesar di Asia Tenggara,bahkan di Asia,KNI
merupakan konsorsium antara Armindo Group dan Orica Australia Pte Ltd.Ammonium nitrat yang merupakan bahan baku peledak menggunakan amoniak sebagai hahan baku utama yang tersedia dan diproduksi dalam jumlah sangat be­sar oleh beberapa industri di lingkungan kawasan industri KIE.
Menurut Kartolo yang didampingi Ketua PHM Udin Mulyono,ketika KNI melakukan pemancangan tiang pertama Agustus 2009,warga sebenarnya antu­sias Apalagi disebutkan setidaknya akan direkrut 1.500-2.000 tenaga kerja saat proyek pembangunan pabrik.
nyatanya warga sekitar cuma jadi penonton. Karena tenaga kerja umumnya datang dari luar Bontang.Padahal banyak warga Bontang mampu, misalnya untuk juru las, sapir, pengawas, pekerjaan sipil atau catering,kata Kartolo.
Udin Mulyono menambahkan,seharus­nya institusi pemerintah seperti Dinas Tenaga Kerja melakukan pengawasan dan mediasi.Lalu apa dong kerja Dis­naker kalau untuk hal seperti ini tak bisa dimediasi sebutnya.Ia mengusul­kan kejelasan tentang status perusahaan dan dari mana saja tenaga kerja dipasok,lembaga penghimpun perusahaan yakni
Kadin juga perlu dilibatkan
Terpisah Direktur KNI Antung Pan­doyo yang dikonfirmasi soal ini menyatakan rencana penutupan jalan KNI di serahkan sepenuhnya pada KIE. Sebab KNI membeli kapling dari KIE,sehingga kewenangan soal penutupan jalan di ta­ngan KIE.
Mengenai rekrutmen tenaga kerja dia menyebut hingga kini baru merekrut sedikit kurang dari 10 orang. Namun untuk pembangunan pabrik, KNI mem­pereayakan pada PT Rekayasa lndustri, dan mereka juga berharap persoalan sepu­tar rekrutmen tenaga lokal bisa diatasi kontraktor.
Tentu ada evaluasi dan kami kalau memang ada yang tak beres saat pembangun­an proyek.Tapi juga bukan wewenang kami untuk minta Rekayasa merekrut si ini atau si itu sebutnya.
Kadep Humas PT Pupuk Kaltim (induk KIE) Tedy Nawardin menyatakan soal wacana penutupan jalan tidak dilakukan dalam waktu dekat karena. KIE masih ha­rus melakukan kajian alternatif sekiranya jalan tersebut akan ditutup atau dialihkan Ia menyilahkan warga menanyakan hal itu ke humas PKT agar tak terjadi misskomunikasi